Senin, 23 Mei 2011

belajar menulis

PENGORBANAN MENUAI KEBAHAGIAAN

HARUSKAH cinta diekspresikan ?
Cinta..
Membahas tentang cinta mmemang tak ada habis dan tak ada bosannya. Cinta itu Unik Bin ajaib, dengan cinta semua bisa berubah, cinta dapat mengobati rasa kegelisahan dalam hati. Cinta telah membius manusia terutama bagi insan yang mempunyai Rasa.
Banyak orang beda cara mengekspresikan cintanya , khusus cinta kepada lawan jenis, berbagia cara mereka tempuh untuk melancarkan aksi Katakan Cinta. Ada juga bagi mereka yang Cuma memendamkan dalam hati karena tidak berani mengungkapkannya, hanya perih dan pedih yang dirasakannya saat melihat orang yang di sukainya itu bergandeng atau bahkan menikah denga orang lain.
Cinta akan lebih lezat bila segalanya di jalankan dalam koridor syariat. Kisahnya akan ada dampak-dampak, bagi mereka yang memilih pacaran atau bagi mereka yang memilih jalur pernikahan.
Dalam cinta tidak semua manusia menjalani hal yang sama, ada cinta yang hanya membungkam, ada pula yang membeberkan sebelum menikah yang tak jarang kadang kandas di tengah jalan.
Hanya cinta kepada Orang tua lah yang tak ada habis dan tiada batas, yang mungkin sebagian dari mereka Rela mengorbankan cintanya.

MASIH adakah insan yang mau mengorbankan cinta demi Orangtuanya?
Dalam tulisan Roidah Edisi April 2011 pertanyaan ini akan terjawab. Dimana dalam buku ini mengisahkan tentang seorang gadis cantik mungil yang beruntung.
Pagi itu Risti melihat wanita sepantaran 50-an itu sedang menengadah tangan di sebuah Mal di Jakarta, tak lain wanita itu adalah Ibunya. Tanpa di sangkanya terlhat oleh mata indah itu sosok Oria yang belakangan ini sangat di kaguminya, Dia adalah Sagara yang tak lain rekan Kerjanya di kantor.
Seketika mata mencari target, Risti menabrak Pria Muda dan Perempuian cantik bagai Model di gandengnya, dialah Yuga.
Namun sayangnya, elegi cinta bersama sagara hanya semusim saja berlabuh dui hatinya, lantaran sagara lebih memilih Mersa untuk menjadi tambatan hatinya. Dunia seakan tak lagi bersinar, detak jantung seakan berhenti berdetak saat mendengarkan cerita sahabat(Mersa) di kantor pagi itu. Namun Risti berusaha tegar dan menahan air matanya di depan sepasang kekasih ini. Baru pertama jatuh cinta sudah merasa kecewa, dan ia bertekad untuk tidak lagi jatuh cinta bahkan Enggan untuk itu, terbesik dalam hati gagis berkerudung itu.
Dan Yuga, Pria yang tak sengaja di tabrak Risti waktu itu di Mal, terus membuntuti Risti , suasana ini sangat membuat Risti tak nyaman, apalagi hatinya sedang remuk saat ini.
Akhirnya dari usaha yang di tempuh Yuga, rumah incarannya itu ketemu juga meski Rista selalu menghindar dari Pria dengan sedan Balenonya itu. Dengan tak di duganya rumah risti adalah rumah Pak Ilham, yang lain adalah Satpamnya di kantor yang telah lam mengikuti bapaknya sampai saat ini. Dengan keadaan ini membuat Yuga lega, karena peluang besar untuk mendekati perempuan yang menghantui tidurnya belakangan ini sudah di depan mata. Namun Risti hanya biasa pasrah karena bila Ia bersikap acuh kepada Yuga berarti dia mengancam pekerjaan bapaknya di kantor.
Mungkin karena kerudung yang membungkus kepala Risti yang terfokus pada wajahnya saja, sehingga membuat pemuda ini melupakan kebiasaan mengangumi wanita cantik dengan rambut tergerai.
Lagi-lagi bayangan cantik itu menari di hadapannya, apalagi setelah Risti memperkenalkan Rafian sebagai calon suaminya kemarin saat Yuga menuju rumah Risti.Rafian yang sudah menjadi sahabat sejak mereka SD,SMP, dan SMU, bahkan sudah di anggap Abang oleh Risti. Dia hanya terdiam saat percakapan gadis yang di cintainya diam-diam itu menyebutnya calon suami. yang sempat di bicarakannya kemarin malam dengan Pak Ilham di luar sepengetahuan Risti.
Hari-hari Yuga terus di hantui oleh pesona Gadis cantik mungil itu, hingga Ia memutuskan untuk segera melamar bahkan menikahinya dalam waktu dekat. Kegelisahan hatinya semakin menjadi, apalagi keberadaan Rafian sekarang yang mungkin akan m,engancam hubungannya dengan gadis pujaan hatinya itu. Segera Yuga meminta oarang tuanya untuk meminang anak sahabat bapaknya yang sudah diperkerjakan sejak perusahaan mereka berdiri. Keluarga Yuga sama sekali tidak mematok nilai sosial yang kaku bagi Yuga untuk memilih calon dermaga yanga akan menemani hidupnya kelak.
Kini, keputusan Risti sudah bulat, setalah acara makan malam bersama yang berlangsung di rumahnya . dengan menerima Yuga meski nhatinya terpaksa, Risti yang sangat menyayangi Orangtua nya rela mengorbankan cintnya Musnah Demi kebahagiaan Sang Bapak dan Ibunya, hatinya sangat berat menjalani keputusan yang sudah di setujuinya itu.

BAGAIMANA menikah tanpa di dasari rasa Cinta?
Cinta itu butuh pengorbanan dan kesabaran yang besar.
Hari istimewan itu pun tiba, senyuman dan pujian di lontarkan kepada sang pengantin. Tapi hati Rista tak sebahagia Yuga, Ia masih tak rela Yuga menjadi pendamping hidupnya.
Hari-hari di lalui di rumah barunya yang sengaja di beli Sang suami untuk di tempati mereka, di lengkapi sepasang pembantu yang akan menemani Risti ketika Yuga kekantor. Risti tetap tak bisa mengelak bahwa hatinya belum mencintai Yuga. Sang suami sangat sabar menhadapi sikap Risti kepadanya. Bahkan saat Ia ingin menjamahi Risti terlintas dalam pikirannya akan perjanjian yang pernah di setujuinya tempo hari, Dimana Yga tidak boleh menyentuh Risti sebelum cinta Risti tumbuh untuknya.

Sang mantan kembali.
Hati perempuan model ini remuk saat mendengarkan cerita Yuga pagi itu.
Selena yang kembali dari negeri Romantis itu hanya demi seorang Yuga yang dulu pernah di tinggal pergi dan memilih kehidupan modelnya di Paris. Hatinya belum siap menerima kenyataan itu, hingga terlintas dalam pikirannya untuk mengganggu rumah tangga Yuga dan Risti yang masih rapuh dan akan di buat koyak olehnya.
Selena berusaha meracuni pikiran risti lewat telpon rumah yang sengaja di hubunginya saat Yuga belum tiba di rumah. Dan tak hanya itu, gadis ini nekad menyewa pemuda yang tak di kenal Yuga untuk menghancurkan Risti, bahkan merebut kehormatan yang Yuga sendiri belum pernah menyentuhnya. Tapi rencana itu gagal karena cinta Yuga kepada Istrinya begitu kuat, hatinya terpanggil untuk segera muncul ke rumah, dan juga untuk menyelamatkan sanga Istri dari lelaki suruhan Mantannya itu.
Tiba-tiba hati wanita itu nelangsa, detik itu juga Ia merasa betapa berartinya keberadaan Yuga, dan menyesal selama ini telah meragukanya. Pertolongan barusan menjadi pelengkap betapa besar perlindungan dan kasih sayang suaminya itu. Mungkin ini lah yang di namakan benih sayang dan cinta telah tumbuh di hatinya, dan membuat Risti siap menjadi Istri yang sebenarnya bagi Yuga. Dan menyonsong keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah inilah tujuan mereka sekarang.

Selasa, 10 Mei 2011

belajar menulis feature

Kandang Gerah dan Gelap

Dari ujung terbitnya mentariterlihat sosok insane yang berbusana menarik dengan kerudung yang dikenakannya. Mentari hadir tak begitu hangat dank abut tipis mengiringi perjalanan gadis itu.
Sejauh perjalanan dengan kendaraan kesayangannya itu, tak satupun di temukan wajah manusia yang melewati jalan itu. Dengan rasa bangga yang ada di benak mengalihkan segala ketakutan yang kadang-kadang terlintas dalam pikirannya. Sungguh gadis yang luar biasa dalam mewujudkan sebuah peran yang akan merubah dunia.
Siapa yang tak bangga menjadi manusi Agen of change, keinginan yang tinggi dalam diri menghantarnya ke suatu tempat yang telah lamadi idamkan. Suasana hari yang warna-warni di hiasi busana mereka menbuat hatiserasa di taman bunga, dengan nada yang berfariasi teerdengar dari lorong-lorong menuju ruangan yang membuat diri tak tahan berada terlama di dalamnya.
Kampus yang dibangga kan tak seindah hayalan, terang yang di harapkan malah kegelapan yang menghantuinya, sehingga pikiran tak terfokus dalam belajar, sungguh tempat yang tak sepadan dengan harapan. Sarana Prasarana yang memenuhi keinginan menumbuhkan keinginan yang seakan hilang (Bukit indah)
Suasana perkuliahan yang kurang memadai membuat diri seakan tak tahan berada di dalamnya. Tetapi dengan tebaran senyuman sang karib membuat semangat meledak kembali. Rasa gelap dan kepanasan dapat teralihkan denngan kegembiraan bersama.


“tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca agar dapat memperoleh hasil maksimal”, terima kasih..

Selasa, 03 Mei 2011

Propaganda dan Opini Publik

Propaganda dan Opini Publik

A. Opini Publik
1. Opini
Cutlip dan center pernah mengatakan bahwa opini adalah kecendrungan untuk memberikan respons terhadap suatu masalah atau situasi tertentu(Sastropoertro, 1987).
Respons di sini, jika kita memahami dari esensi opini, berarti sesuatu yang sudah di keluarkan pada diri seseorang. Di samping itu opini hanya bisa di wujudkan bila ada suatu masalah yang meransang seseorang untuk menanggapinya. Masalah tersebut bisa juga berarti situasi yang melekat atau menimpa dirinya. Misalnya situasi tertekan, marah, dan tenang akan berbeda dalam aktualisasi opininya.

2. Publik
Bagi Karl Mannheim (1985), public adalah kesatuan banyak yang bukan berdasarkan interaksi perseorangan, tetapi atas dasar reaksi terhadap stimuli yang sama. Reaksi itu muncul tanpa kaharusan berdekatannya anggata public itu secara fisik antara satu dengan yang lainnya. Dalam public ada beberapa keistimewaanya, antara lain :punya tujuan dan maksud tertentu, integrasi mereka menyerupai sejenis organisasi primer dimana terdapat keteraturan waktu dan tingkah laku, anggota public memainkan peran tertentu seperti sebagai penonton/ pendengar atau pembaca.
Sedangkan menurut Herbert Blumere berpendapat bahwa public adalah sekelompok orang yang tertarik pada suatu isu dan berbagi pikirannya dalam menghadapi isu tersebut dan berusaha untuk mengatasinya.
Dengan demikian public dalam hal ini dxapat di artikan serbagai :
• Sekelompok orang yang tidak terorganisasi
• Kelompok itu tidak mengumpul di satu tempat tetapi menyebar, bukan suatu kesatuan.
• Mempunyai interest sama terhadap suatu persoalan.
• Melakukan kontak satu tentang yang lainnya, biasanya tidak langsung,
• Ada stimuli yanh memungkinkan terciptanya public,
• Biasanya tidak saling kenal antara satu dengan yang lainnya.

Crowd selalu merupakan pengoraganisasian yang bersifat sementara, dengan demikian crowd memounyai cirri sebagai berikut :
a. Anggota crowd mengumpul dalam satu tempat secara fisik,
b. Kumpulan itu terbentuk secara spontan karena ada stimuli sama.
c. Keberadaan kelompok ini bersifat sementara.
d. Oleh karena ituperhatian, tujuan dan sifatnya sama.
Sedangkan massa itu sendiri adalah kelompok orang yang :
- Anonim (tidak saling kenal)
- Heterogen (terdiri dari orang-orang atau segenap lapisan masyarakat, status social, pendidikan dan lain sebagainya)
- Emosional
- Irrasional (masa tidak berpikir)
- Massa mudah di gerakkan
- Massa biasanya tidak mempunyai pemimpin/ tidak ada atas dan bawahan
- Tidak mengenal norma.

3. Opini Publik
Opini public dapat di artikan kelompok yang tidak terorganisasi serta menyebar di berbagai tempat dengan di satukan oleh suatu isu tertentu dengan saling mengadakan kontak satu sama lain dan biasanya melalui media massa.

B. Proses Terbentuknya Opini Publik
Timbulnya beberapa opini public meliputi dua sebab, yakni :
- Opini public yang Di rencanakan, dimana sebuah opini yg tidak direncanakan kemunculannya di keluarkan karena memang tidak mempunyai tujan atau target tertentu.
- Opini public direncanakan, ia muncul karena untuk mempengaruhi opini public yang sudah berkembang di masyarakat atau sengaja utk mengkounter opini public yg sudah din yakini masyarakat.
Jika opini public harus di lihat dari proses pembentukannya dan tahap-tahapannya, bisa kita amati pendapat menurut Ferdinand Tonies dalam karyanya Die Offentlechen Meinung (sastropoetro, 1987) yang terdirin dari tiga tahap yaitu :
- Die Luftrartigen Position (opini public muncul masih dalam keadaan semrawut)
- Die Fleissigen Position (opini public yang menunjukkan sudah ada pembicaraan dan dapat di anggap)
- Die Festigen Position (menunjukkan bahwa pembicaraan dan diskusi telah mantap dan suuatu pendapat tersebut telah terbentuk dan siap untuk di nyatakan).

C. Kekuatan Opini Publik
1. Menjadi Hukumun social
2. Melanggengkan atau menghapuskan nilai dan norma kemasyarakatan
3. Mengancam karir politik seseorang
4. Mempertahan kan dan menghancurkan seluruh organisasi atau intitusi


D. Membuat Opini Publik, merengkuh target politik.
Berbagai macam persoalan yang sedang di hadapi masyarakat saat ini di sebabkan mereka sedang hidup dalam tahapan opini public yang belum menemukan bentuk konkrit.
Pendapat Tonnies bisa di jadikan pisau analisis dalam masalah ini. Individu atau kelompok jelas mempunyai kepentingan tertentu. Untuk mewujudkan kepentingan tersebut ia membutuhkan dukungan pihak lainnya, dalam posisi iniliah opini public di perlukan, ia sengaja di munculkan untuk mempengaruhi pendapat khalayak.
Opini hanya bisa mencapai sasaran yang jelas, jika di dukung moralitas public yang baik pula. Artinya ada semacam pertanggungjawaban kepada masyarakat. Dengan demikian, keadaan ini juga sekaligus tidak membuat masyarakat bingung. Opini itu bisa jadi melingkar-lingkar, namun pada akhirnya ia mencapai titik sasaran yang jelas. Berbagai opini akan mencapai suatu kebenaran nyata dan tidak lalu bersama angin (gone with the wind).

E. hubungan Opini Publik dengan Propaganda
hubungan opini public dan propaganda sangatlah erat sekali dan tidak bisa di pisah kan satu sama lain.
Laswell(1927) pernah menyatakan bahwa propaganda semata-mata adalah control opini ( it (propoaganda, pen) refers soleliy to the control of opinion)(severin dan tankand, 1979). Ini artinya suatu opini di lakukan untuk mempengaruhi atau mengontrol opini pihak yang menjadin sasaran propaganda.
Opini public bisa di katakana menjadi perantara perubahan sikap dan perilaku propagandis. Dengan kata lain menjadi alat yang baik dalam mewujudkan propaganda. Propaganda bertujuan untuk mempengaruhi public. Perkembangan selanjutnya, opini public yang sudah terbentuk untuk mendukung tujuan propaganda itu sendiri.
Kasus-kasus yang terjadi pada masa orde Baru membenarkan asumsi tersebut, mulai dari Dwi Fungsi ABRI, mayoritas tunggal, asa tunggal, sakralisasi Pancasila dan UUD 45 yang dijadikan mantra melebihi kitab suci, kekuasaan pemimpin yang anggap titisan dewa karena menjadi symbol ratu adil, juga termasuk penggunaan agama dalam mendukung dan mengabsahkan kekuasaan politik. Contoh-contoh tersebut bukti propaganda yang ditujukan oleh pembentuk opini public di gunakan secara tidak tanggung jawab hanya untuk tujuan dan target kekuasaan politik semata.

CARA MELAWAN PROPAGANDA

CARA MELAWAN PROPAGANDA
Propaganda yang berdampak positif tak perlu dilawan kalau memang untuk kepentingan masyarakat. Yang menjadi masalah jika propaganda pembangunan justru merugikan masyarakat karena tak ada ganti rugi memadai, penggusuran paksa, tentu hal demikian perlu ditolak.
A. Counter propaganda
Jika propaganda toh pada akhirnya berdampak negatif harus dilawan dengan propaganda pula. Dengan kata lain melalui Counter propaganda. Dalam counter propaganda, propagandis memberikan ide dan gagasan yang sudah melenceng, memberikan fakta-fakta empirik beserta dampak positif yang dimungkinkan terjadi. Counter propaganda ini harus dilakukan terus menerus agar tertanam kuat dalam benak orang lain. Atau kalau sudah tertanam kuat keburukan propaganda bisa sedikit banyak mempengaruhi pola pikirnya. Ketika orang tersebut dalam posisi bimbang dan mempertimbangkan setelah sebelumnya mempercayai dan berperilaku propagandis jelek, itu artinya Counter propaganda sudah bisa dikatakan berhasil, meskipun belum sepenuhnya.
Counter propaganda harus dilakukan agar dampak negatif atau informasi yang sudah menyebar dan mempengaruhi perilaku masyarakat tidak diteruskan. Memberikan informasi yang benar menjadi salah satu perilaku Counter propaganda.
Berikut beberapa kasus yang menjadi contoh kasus Counter propaganda;
1. Contoh Pertama. Kasus pertama adalah Counter propaganda tentang pelaksanaan pemekaran birokrasi yang tidak dipertimbangkan secara matang oleh pemerintah orba, khususnya. Pemekaran yang tidak direncanakan dan hanya untuk memenuhi target politik (mendukung Golkar dalam pemilu) tersebut telah nyata membuahkan implikasi negatif, salah satunya muncul maladministrasi (penyimpangan administrasi) dan prosedur yang berbelit-belit (red tape).
2. Contoh kedua. Kasus kedua menjadi Counter propaganda tentang pelaksanaan demokrasi yang sudah melenceng. Atau bahkan adanya pelaksanaan otoritarianisme. Padahal di masyarakat usulan pelaksanaan damokrasi dalam bentuknya sering didengungkan. Tak terkecuali ketika pemerintah merasa mengklaim telah melaksanakan kehidupan demokrasi, namun dalam prakteknya tidak sama sekali.
3. Contoh ketiga. Selama ini kekuasan politik cenderung untuk melanggengakan kekuasaan seseorang dan memperkuat status quo. Akibat orientasi semacam itu tak jarang kekuasan digunakan dan melegalkan perilaku kekerasn. Untuk itu, Counter propaganda agar dilaksanakan kesimbangan antara persuasi dan koersi menjadi sesuatu yang tak bisa dihindarkan yang keduanya sama-sama hidup dan fungsional dalam menumbuhkan iklim demokrasi.
4. Contoh keempat. Counter propaganda yang ditujukan pada pers akibat media massa itu kehilangan “daya kritis”. Ini sebagai akibat kepemimpinan Gus Dur dan Megawati yang mempunyai massa banyak yang sedikit banyak membunuh suara kritis pers. Atau pers yang sudah semakin takut seandainya mengkritik dua orang itu. Bukan takut pada mereka, tetapi takut pada massanya yang fanatik.
5. Contoh kelima. Mahasiswa menjadi agen perubahan di setiap rentang waktu kekuasaan. Kasus mundurnya Soeharto tanggal 21 Mei 1998 dari jabatan presiden yang sudah dipegangnya selama 32 tahun menjadi contoh menarik bagaimana mahasiswa itu mampu menjadi sebuah oposisi yang menghancurkan kekuasaan seseorang yang sangat absolut dan tanpa kontrol secara efektif. Jika kekuatan yang dipunyai mahasiswa sebagai oposisi sudah mandul, tentu tidak baik pula bagi kehidupan demokrasi. Sebab lain karena oposisi (terutama dengan adanya kabinet koalisi) menutup peluang oposisi, apalagi di Indonesia saat itu belum dikenal oposisi karena tidak ada partai menang-kalah. Sebuah usaha menggelitik mahasiswa sebagai Counter propaganda agar mereka tetap kritis menyikapi perubahan.
6. Contoh keenam. Contoh propaganda yang ditujukan pada diri Soeharto dan lingkungan kekuasaan di sekitarnya. Ini akibat kekuasaan pak Harto yang sangat lama, nyaris tanpa kontrol secara efektif bisa menimbulkan kultur individu pada diri Soeharto. Keadaan ini tentu tidak kondusif bagi perkembanagn politik, terutama pasca Soeharto.
7. Contoh ketujuh. Isu negara federal mencuat ketika kesenjangan keadilan pendapatan dan kemakmuran masyarakat tidak merata. Counter propaganda ini menjadi sangat efektif untuk menggelitik pemerintah apakah akan melaksanakan otonomi penuh atau negara federal. Sebagai sebuah wacana opini publik, isu federalisme menjadi menarik. Kasus ini juga mempunyai esensi propaganda untuk melawan pemerintah yang tidak segera melaksanakan keadilan pendapatan masyarakat (terutama pusat-daerah).

B. Propaganda dan Pendidikan Politik
Pendidik politik menurut R. Hayer adalah usaha membentuk manusia menjadi partisipan yang bertanggung jawab (Kartono, 1996). Oleh karena itu pendidikan politik harus diupayakan bagi pemahaman kondisi situasi sosial politik, berani mengambil sikap tegas dengan memberikan kritik membangun untuk mewujudkan kebaikan bagi semua, mengarahkan pada proses demokratisasi di semua sektor kehidupan dan sanggup memperjuangkan kepentingan orang banyak diatas kepentingan individu. Jika pemerintah melakukan kesalahan, masyarakat harus berani mengkritik kebijakannya. Kalau pemerintah benar, tentu harus didukungnya.
Pendidikan politik yang mempunyai tujuan ideal seperti di atas hanya bisa dilakukan apabila berbagai informasi yang dikemukakan bersifat mendidik. Oleh karena itu, propaganda yang justru mengantarkan masyarakat pada suasana yang tidak kondusif itu sama saja dengan tidak sedang melakukan pendidikan politik masyarakat. Dengan demikian, Counter Propaganda berupa pemberian informasi yang benar dan mengembalikan sesuatu pada esensinya bentuk lain dari pendidikan politik masyarakat. Ini perlu dilakukan agar masyarakat yang sudah terperosok tidak terjerembab untuk yang kedua kalinya. Maka memulai dari diri sendiri tidak hanya memberikan contoh yang baik pada pihak lain, tetapi juga tindakan paling bijaksana.

Teknik Penulisan Berita untuk Media TV

Teknik Penulisan Berita untuk Media TV

Ada perbedaan antara menulis biasa dengan penulisan jurnalistik. Bahkan dalam jurnalistik pun dibedakan pula terdiri dari media yang digunakan.
Berikut langkah-langkah untuk menulis berita di TV :
1. Memilih Format Berita TV
Berita di media televisi dapat disampaikan dalam berbagai format. Untuk menentukan format mana yang akan dipilih, tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor itu antara lain:
a. Reader
Ini adalah format berita TV yang paling sederhana, hanya berupa lead in yang dibaca presenter. Berita ini sama sekali tidak memiliki gambar ataupun grafik. Hal ini dapat terjadi karena naskah berita dibuat begitu dekat dengan saat deadline, dan tidak sempat dipadukan dengan gambar.
b. Voice Over (VO)
Voice Over (VO) adalah format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya dibacakan oleh presenter seluruhnya. Ketika presenter membaca tubuh berita, gambar pun disisipkan sesuai dengan konteks isi narasi.
c. Natsound (natural sound, suara lingkungan).
Suara yang terekam dalam gambar bisa dihilangkan. Tetapi, biasanya natsound tetap dipertahankan, untuk membangun suasana dari peristiwa yang diberitakan. Sebelum menulis naskah berita, tentu Reporter harus melihat dulu gambar yang sudah diperoleh, karena tetap saja narasi yang ditulis harus cocok dengan visual yang ditayangkan.
d. Voice Over – Grafik.
Ini adalah format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya dibacakan oleh presenter seluruhnya. Namun, ketika presenter membaca tubuh berita, tidak ada gambar yang menyertainya kecuali hanya grafik atau tulisan. Hal ini mungkin terpaksa dilakukan karena peristiwa yang diliput sedang berlangsung dan redaksi belum menerima kiriman gambar peliputan yang bisa ditayangkan.
e. Sound on Tape (SOT).
Ini adalah format berita TV yang hanya berisi lead in dan soundbite dari narasumber. Presenter hanya membacakan lead in berita, kemudian disusul oleh pernyataan narasumber (soundbite).
f. Voice Over – Sound on Tape (VO-SOT).
VO-SOT adalah format berita TV yang memadukan voice over (VO) dan sound on tape (SOT). Leadin dan isi tubuh berita dibacakan presenter. Lalu di akhir berita dimunculkan soundbite dari narasumber sebagai pelengkap dari berita yang telah dibacakan sebelumnya. Format VO-SOT dipilih jika gambar yang ada kurang menarik atau kurang dramatis, namun ada pernyataan narasumber yang perlu ditonjolkan untuk melengkapi narasi pada akhir berita.
g. Package (PKG).
Package adalah format berita TV yang hanya lead in-nya yang dibacakan oleh presenter, tetapi isi berita merupakan paket terpisah, yang ditayangkan begitu presenter selesai membaca lead in. Paket berita sudah dikemas jadi satu kesatuan yang utuh dan serasi antara gambar, narasi, soundbite, dan bahkan grafis. Lazimnya tubuh berita ditutup dengan narasi. Format ini dipilih jika data yang diperoleh sudah lengkap, juga gambarnya dianggap cukup menarik dan dramatis.
h. Live on Cam.
Live on Cam adalah format berita TV yang disiarkan langsung dari lapangan atau lokasi peliputan. Sebelum reporter di lapangan menyampaikan laporan, presenter lebih dulu membacakan lead in dan kemudian ia memanggil reporter, di lapangan untuk menyampaikan hasil liputannya secara lengkap. Format ini dipilih jika nilai beritanya amat penting, luar biasa, dan peristiwanya masih berlangsung.
i. Live on Tape (LOT).
Live on Tape adalah format berita TV yang direkam secara langsung di tempat kejadian, namun siarannya ditunda (delay). Jadi, reporter merekam dan menyusun laporannya di tempat peliputan, dan penyiarannya baru dilakukan kemudian. Format berita ini dipilih untuk menunjukkan bahwa reporter hadir di tempat peristiwa. Namun, siaran tak bisa dilakukan secara langsung karena pertimbangan teknis dan biaya. Meski siarannya ditunda, aktualitas tetap harus terjaga.
j. Live by Phone.
Live by Phone adalah format berita TV yang disiarkan secara langsung dari tempat peristiwa dengan menggunakan telepon ke studio. Lead in berita dibacakan presenter, dan kemudian ia memanggil reporter yang ada di lapangan untuk menyampaikan laporannya. Wajah reporter dan peta lokasi peristiwa biasanya dimunculkan dalam bentuk grafis. Jika tersedia, bisa juga disisipkan gambar peristiwa sebelumnya.
k. Phone Record.
Phone Record adalah format berita TV yang direkam secara langsung dari lokasi reporter meliput, tetapi penyiarannya dilakukan secara tunda (delay). Format ini sebetulnya hampir sama dengan Live by Phone, hanya teknis penyiarannya secara tunda. Format ini jarang digunakan, dan biasanya hanya digunakan jika diperkirakan akan ada gangguan teknis saat berita dilaporkan secara langsung.
l. Visual News.
Visual News adalah format berita TV yang hanya menayangkan (rolling) gambar-gambar yang menarik dan dramatis. Presenter cukup membacakan lead in, dan kemudian visual ditayangkan tanpa tambahan narasi apa pun, seperti apa adanya. Format ini bisa dipilih jika gambarnya menarik, memiliki natural sound yang dramatis (misalnya: suara jeritan orang ketika terjadi bencana alam atau kerusuhan, dan sebagainya).
m. Vox Pop.
Vox pop (dari bahasa Latin, vox populi) berarti “suara rakyat.” Vox pop bukanlah format berita, namun biasa digunakan untuk melengkapi format berita yang ada. Isinya biasanya adalah komentar atau opini dari masyarakat tentang suatu isyu tertentu.


2. Struktur Penulisan Berita TV:
Ada perbedaan besar antara menulis naskah berita untuk didengar (dengan telinga) dan menulis untuk dibaca (dengan mata). Narasi berita televisi yang baik memiliki awal (pembuka), pertengahan, dan akhir (penutup).
• Awal (pembuka).
Setiap naskah berita membutuhkan suatu pengait (hook) atau titik awal, yang memberikan fokus yang jelas kepada pemirsa. Awal dari tulisan memberitahu pemirsa tentang esensi atau pokok dari berita yang mau disampaikan. Hal ini memberi suatu fokus dan alasan pada pemirsa untuk tertarik dan mau menyimak berita yang akan disampaikan.
• Pertengahan.
Karena semua rincian cerita tak bisa dijejalkan di kalimat-kalimat pertama, cerita dikembangkan di bagian pertengahan naskah. Bagian tengah ini memberi rincian dari Lead dan menjawab hal-hal yang ingin diketahui oleh pemirsa. Untuk memudahkan pemirsa dalam menangkap isi berita, sebaiknya kita membatasi diri pada dua atau tiga hal penting saja di bagian tengah ini.
• Akhir (penutup).
Jangan akhiri naskah berita tanpa kesimpulan. Rangkumlah dengan mengulang butir terpenting dari berita itu, manfaatnya bagi pemirsa, atau perkembangan peristiwa yang diharapkan akan terjadi.