Jumat, 03 Juni 2011

Keajaiban cinta sejati yang hanya merujuk kepada Sang Pencipta

BENARKAH dengan cinta dapat mengubah kebiasaan buruk seseorang ?
Jatuh cinta adalah fitrah dan wajar, yang bisa dimiliki oleh semua orang. Namun, terkadang diantara cinta terdapat cahaya yang begitu menyilaukan dan menyinarkan.
Cinta adalah nafsu, dan cinta yang bercampur dengan nafsu , Sesungguhnya adalah cinta yang paling buruk, dan ALLAH pun tidak menganjurkan hal itu, tapi sebaliknya, ALLAH menyuruh agar manusia mencari cinta yang sejati, yaitu cinta kepada-NYA.
Jika digambarkan dalam sebuah cerita fiksi, karangan pria yang lahir di sebuah kota kecil, Palembang itu.
Dimana, seorang gadis muslimah yang tidak seorangpun menyangka menerima cinta seorang playboy kelas kakap di SMA 2000 itu.
Gio, pemuda dengan tampang yang membuat gadis terpesona oleh gayanya itu bersikap tak biasa, hal itupun tanpa di sadari mengisi hari-harinya.
Tiba di suatu hari saat sedang memarkirkan mobilnya tersipu melihat seorang Gadis yang tidak pernah dipandangnya sejak disekolah, sehingga membuat kedua temannya yang baru saja keluar dari BMW itu merasa aneh dengan tingkah yang di munculkan dari pemuda tampan itu.
Tanpa menunggu waktu yang lama, Gio langsung menyusun strategi untuk mencari tahu tentang sosok Gadis yang sedang di incarnya itu. Dia adalah Farisya, teman sekelas adiknya, Sabrina. Dengan itu membuat Gio lebih mudah mendapatkan informasi tentang Gadis yang menjadi pusat perhatiannya saat ini. Dan adiknya pun bersedia membantu sang kakak, tapi semua akan dilaksakannya dengan sebuah persyaratan yang sudah disetujui mereka.
Kebahagiaan Gio lengkap sudah, Farisya menerima cintanya. Kabar itu tidak hanya mengagetkan teman Gio, melainkan kedua sahabat Farisya tidak menyangka akan issu yang sedang menciut disekolah saat ini. Farisya yang Alim, yang selalu memberi nasehat kalau pacaran itu haram, tiba-tiba berubah dan memilih pacaran dengan pemuda yang dikenal playboy disekolahnya. Namun, Farisya hanya tersenyum mendengarkan ocehan karibnya itu, karena Ia punya satu alasan yang kuat dengan menerima Gio sebagai pacarnya.
Meski bayangan manis itu terus ada dalam lamunannya, dengan ajakan teman yang biasanya mengajak Gio keluar ke tempat tongkrongannya, Diskotek Milania adalah tempat mereka clubing setiap malam.
Walaupun status berpacaran, Farisya sadar tidak akan memberi kebebasan kepada Gio, seperti malam ini, ketika orang tua Farisya tidak dirumah, kekasihnya itu bertamu dan Gadis ini tidak bodoh, Ia sengaja mengundang dua sahabat menemaninya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, Gio sangat kecewa, hayalannya untuk berduaan bersama sang pacar musnah suadh, kesan pacaran yang tidak menyenangkan seperti yang telah dilaluinya bersama mantan-mantannya.
Tiba-tiba, pagi itu dengan rasa terkejut saat dihadang oleh sebelah kaki manusia. Amel, dengan beredarnya kabar itu, Gadis yang menaruh hati yang besar untuk Pemuda itu marah, dan Emosi yang tidak terkendalikan membuat Ia tidak perpikir panjang. Dengan hentakan kaki kesal, lalu berlari menahan tangis.
Farisya, yang secara tidak langsung mengajari dan membimbing Gio agar menjadi manusia yang taat dan patuh terhadap agama. Berawal dari belajar mangucap Salam ketika berjumpa dan menelpon. Tak hanya itu, malam minggu yang biasa Gio lakukan terlewatkan tanpa disadarinya. Seketika bertamu kerumah pacarnya itu, azan magribpun bergema, dan mengajak Gio shalat berjamaah bersama Abi dan Bunda Farisya. Gio yang tidak tahu bahkan sama sekali tidak paham akhirnya memilih berbohong dan pulang, untungnya pihak Farisya tidak mencurigai hal itu.
Setiba dirumah, pemuda itu langsung menemui Pembantunya dan meminta untuk diajarin shalat. Bik Rum dengan tampang herannya tak banyak berkutik dan bersedia mengajari majikannya, tak hanya itu, perempuan setengah baya ini meminjamkan buku tentang tatacara shalat kepada Gio.
Selain itu, Farisya juga mengganggu tidur Gio tepat jam 03.00, dengan tujuan mengajak Gio melakukan shalat sunnat, Tahajud. Dengan mata setengah terbuka Gio meraih benda Mini miliknya itu. Gio sama sekali tidak paham dengan shalat yang dimaksud Pacarnya itu, namun, Ia mencoba bangun dan menuju kamar pembantunya. Dengan mukena yang masih menutupi kepala Bik Rum, setelah mendengarkan Gio untuk di ajari shalat sunnat, Bik Rum dengan rasa bangga kepada Majikannya yang sekarang, Ia siap dalam keadaan apapun untuk menuntun tuan mudanya.
Dan kekasih Gio, Farisya senang dengan perubahan yang ada pada pacarnya itu. Meski yang dilaksanakan Gio belum sepenuhnya karena ALLAH, Farisya yakin suatu saat Gio akan ikhlas melakukan semua kewajiban dan kebaikan hanya karena Sang Khalik, bukan karena sebab-sebab lain.
Mengubah kebiasaan buruk seseorang, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Meski Farisya sangat sadar tidak bisa mengubah pacarnya menjadi lebih baik. Dan waktu sebulan tidak cukup baginya untuk melakukan Misi itu, dan menjelaskan pada kedua sahabatnya tentang perasaannya yang hanya sebatas mengajari Gio menjadi sosok yang mengerti agama.
Sekarang Gio sering mengikuti pengajian bersama Sang pacar dan kedua sahabat yang selalu mengekor dibelakangnya. Dan kali ini Sabrina ikut dan perubahanpun terjadi juga kepada adiknya, Farisya salut karena itu, dan jilbab pun mulai bbelajar dikenakan Sabrina.
Akhirnya Gio sadar, ternyata cinta harus didasari keikhlasan. Dan selama ini Ia mencintai Farisya bukan karena Iklas, akan tetapi hanya ingin memamerkan kepada teman-temannya bahwa Ia bisa mendapatkan apa yang Ia mau. Gio belum mencintai Farisya secara Ikhlas. Tanpa menghubungi Farisya sebelumnya Gio mendatangi rumah dan berbicara empat mata dengan Farisya. Setelah semua dijelaskannya, Farisya sangat mengerti dan selama ini menerima cinta pemuda itu secara pura-purapun tidak diketahui Gio.

Secara tidak langsung didalam cerita ini menghadirkan pesan-pesan yang menggugah pembaca, hingga membuat pembaca berada dalam suasana yang digambarkan. Namun di sisi lain penulis tidak memberi kesempatan kepada pembaca untuk mendeskripsikan lebih mendalam dalam mengunggkap cerita ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar