Selasa, 03 Mei 2011

Propaganda dan Opini Publik

Propaganda dan Opini Publik

A. Opini Publik
1. Opini
Cutlip dan center pernah mengatakan bahwa opini adalah kecendrungan untuk memberikan respons terhadap suatu masalah atau situasi tertentu(Sastropoertro, 1987).
Respons di sini, jika kita memahami dari esensi opini, berarti sesuatu yang sudah di keluarkan pada diri seseorang. Di samping itu opini hanya bisa di wujudkan bila ada suatu masalah yang meransang seseorang untuk menanggapinya. Masalah tersebut bisa juga berarti situasi yang melekat atau menimpa dirinya. Misalnya situasi tertekan, marah, dan tenang akan berbeda dalam aktualisasi opininya.

2. Publik
Bagi Karl Mannheim (1985), public adalah kesatuan banyak yang bukan berdasarkan interaksi perseorangan, tetapi atas dasar reaksi terhadap stimuli yang sama. Reaksi itu muncul tanpa kaharusan berdekatannya anggata public itu secara fisik antara satu dengan yang lainnya. Dalam public ada beberapa keistimewaanya, antara lain :punya tujuan dan maksud tertentu, integrasi mereka menyerupai sejenis organisasi primer dimana terdapat keteraturan waktu dan tingkah laku, anggota public memainkan peran tertentu seperti sebagai penonton/ pendengar atau pembaca.
Sedangkan menurut Herbert Blumere berpendapat bahwa public adalah sekelompok orang yang tertarik pada suatu isu dan berbagi pikirannya dalam menghadapi isu tersebut dan berusaha untuk mengatasinya.
Dengan demikian public dalam hal ini dxapat di artikan serbagai :
• Sekelompok orang yang tidak terorganisasi
• Kelompok itu tidak mengumpul di satu tempat tetapi menyebar, bukan suatu kesatuan.
• Mempunyai interest sama terhadap suatu persoalan.
• Melakukan kontak satu tentang yang lainnya, biasanya tidak langsung,
• Ada stimuli yanh memungkinkan terciptanya public,
• Biasanya tidak saling kenal antara satu dengan yang lainnya.

Crowd selalu merupakan pengoraganisasian yang bersifat sementara, dengan demikian crowd memounyai cirri sebagai berikut :
a. Anggota crowd mengumpul dalam satu tempat secara fisik,
b. Kumpulan itu terbentuk secara spontan karena ada stimuli sama.
c. Keberadaan kelompok ini bersifat sementara.
d. Oleh karena ituperhatian, tujuan dan sifatnya sama.
Sedangkan massa itu sendiri adalah kelompok orang yang :
- Anonim (tidak saling kenal)
- Heterogen (terdiri dari orang-orang atau segenap lapisan masyarakat, status social, pendidikan dan lain sebagainya)
- Emosional
- Irrasional (masa tidak berpikir)
- Massa mudah di gerakkan
- Massa biasanya tidak mempunyai pemimpin/ tidak ada atas dan bawahan
- Tidak mengenal norma.

3. Opini Publik
Opini public dapat di artikan kelompok yang tidak terorganisasi serta menyebar di berbagai tempat dengan di satukan oleh suatu isu tertentu dengan saling mengadakan kontak satu sama lain dan biasanya melalui media massa.

B. Proses Terbentuknya Opini Publik
Timbulnya beberapa opini public meliputi dua sebab, yakni :
- Opini public yang Di rencanakan, dimana sebuah opini yg tidak direncanakan kemunculannya di keluarkan karena memang tidak mempunyai tujan atau target tertentu.
- Opini public direncanakan, ia muncul karena untuk mempengaruhi opini public yang sudah berkembang di masyarakat atau sengaja utk mengkounter opini public yg sudah din yakini masyarakat.
Jika opini public harus di lihat dari proses pembentukannya dan tahap-tahapannya, bisa kita amati pendapat menurut Ferdinand Tonies dalam karyanya Die Offentlechen Meinung (sastropoetro, 1987) yang terdirin dari tiga tahap yaitu :
- Die Luftrartigen Position (opini public muncul masih dalam keadaan semrawut)
- Die Fleissigen Position (opini public yang menunjukkan sudah ada pembicaraan dan dapat di anggap)
- Die Festigen Position (menunjukkan bahwa pembicaraan dan diskusi telah mantap dan suuatu pendapat tersebut telah terbentuk dan siap untuk di nyatakan).

C. Kekuatan Opini Publik
1. Menjadi Hukumun social
2. Melanggengkan atau menghapuskan nilai dan norma kemasyarakatan
3. Mengancam karir politik seseorang
4. Mempertahan kan dan menghancurkan seluruh organisasi atau intitusi


D. Membuat Opini Publik, merengkuh target politik.
Berbagai macam persoalan yang sedang di hadapi masyarakat saat ini di sebabkan mereka sedang hidup dalam tahapan opini public yang belum menemukan bentuk konkrit.
Pendapat Tonnies bisa di jadikan pisau analisis dalam masalah ini. Individu atau kelompok jelas mempunyai kepentingan tertentu. Untuk mewujudkan kepentingan tersebut ia membutuhkan dukungan pihak lainnya, dalam posisi iniliah opini public di perlukan, ia sengaja di munculkan untuk mempengaruhi pendapat khalayak.
Opini hanya bisa mencapai sasaran yang jelas, jika di dukung moralitas public yang baik pula. Artinya ada semacam pertanggungjawaban kepada masyarakat. Dengan demikian, keadaan ini juga sekaligus tidak membuat masyarakat bingung. Opini itu bisa jadi melingkar-lingkar, namun pada akhirnya ia mencapai titik sasaran yang jelas. Berbagai opini akan mencapai suatu kebenaran nyata dan tidak lalu bersama angin (gone with the wind).

E. hubungan Opini Publik dengan Propaganda
hubungan opini public dan propaganda sangatlah erat sekali dan tidak bisa di pisah kan satu sama lain.
Laswell(1927) pernah menyatakan bahwa propaganda semata-mata adalah control opini ( it (propoaganda, pen) refers soleliy to the control of opinion)(severin dan tankand, 1979). Ini artinya suatu opini di lakukan untuk mempengaruhi atau mengontrol opini pihak yang menjadin sasaran propaganda.
Opini public bisa di katakana menjadi perantara perubahan sikap dan perilaku propagandis. Dengan kata lain menjadi alat yang baik dalam mewujudkan propaganda. Propaganda bertujuan untuk mempengaruhi public. Perkembangan selanjutnya, opini public yang sudah terbentuk untuk mendukung tujuan propaganda itu sendiri.
Kasus-kasus yang terjadi pada masa orde Baru membenarkan asumsi tersebut, mulai dari Dwi Fungsi ABRI, mayoritas tunggal, asa tunggal, sakralisasi Pancasila dan UUD 45 yang dijadikan mantra melebihi kitab suci, kekuasaan pemimpin yang anggap titisan dewa karena menjadi symbol ratu adil, juga termasuk penggunaan agama dalam mendukung dan mengabsahkan kekuasaan politik. Contoh-contoh tersebut bukti propaganda yang ditujukan oleh pembentuk opini public di gunakan secara tidak tanggung jawab hanya untuk tujuan dan target kekuasaan politik semata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar